Bismillah...
Beberapa minggu yang lalu, saya menghadiri kajian Ustadz
Felix di Surabaya. Kajian tentang Pernikahan yang diberi tema ATM (Amati Ta’aruf
Menikah). Singkat cerita, dalam kajian yang berdurasi sekitar 2,5 jam itu, ada
satu materi yang masih saya ingat betul, yaitu tentang bagaimana agar sebuah
hubungan pernikahan bisa langgeng.
Akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa perceraian
(naudzubillah...) di kalangan selebriti. Kenapa hal itu bisa terjadi ? Padahal,
secara fisik mereka sama-sama ‘istimewa’. Pun demikian dari segi materi, mereka
sama-sama kaya. Tapi kenapa hubungan mereka sulit untuk dipertahankan ? Salah
satu jawaban yang paling masuk akal adalah ketidak samaan visi mereka.
Bicara tentang pernikahan, berarti bicara tentang membangun
sebuah hubungan jangka panjang. Jadi, tentu saja dalam sebuah hubungan jangka
panjang tersebut, ada sebuah Visi / Goal yang ingin dicapai bersama. Nah, jika
dalam sebuah hubungan ada 2 visi yang berbeda, akankah bisa mewujudkannya
bersama ? Bisa, namun sepertinya sulit. Ibarat dalam satu mobil, ada dua orang
dengan tujuan yang berbeda, pasti salah satunya akan terkalahkan, karena harus
mengikuti salah satu tujuan saja.
Maka dari itu, agar sebuah hubungan bisa langgeng, sekali
lagi, harus ada satu visi yang sama, yang mendasari terbentuknya hubungan
tersebut. Dan sebaik-baik Visi atau tujuan yang paling baik, adalah Allah.
Ketika 2 insan menikah dengan tujuan yang sama, untuk Allah,
maka in sya Allah mereka sudah membuat pondasi yang kuat atas hubungan mereka.
Karena ‘arah’ pernikahan mereka sudah jelas, visi mereka sudah satu tujuan,
untuk Allah. Jadi, ketika nantinya mereka menemui masalah dalam membangun rumah
tangganya, mereka akan dengan cepat menemukan solusinya, kenapa ? Karena mereka
satu pemahaman, satu tujuan.
Contoh, ketika seorang Istri sedang ‘marah’ dengan suaminya,
karena sebuah kesalahan kecil, marahnya tidak akan lama. Kenapa ? Karena jika
Allah tujuannya, mau tidak mau, suka tidak suka, Istri akan memaafkan suaminya,
bukan karena suaminya, tapi karena Allah-lah yang memerintahkannya. Pun sebaliknya,
ketika suami marah terhadap kesalah kecil Istrinya, marahnya pun juga tidak
akan lama, kenapa ? Sekali lagi, ketika Allah tujuannya, mau tidak mau, suka
tidak suka, suaminya akan segera memaafkan Istrinya, dan selalu menyayangi
Istrinya. Bukan karena Istrinya, tapi karena Allah-lah yang memerintahkannya
untuk berlaku demikian.
Jadi, jelaslah sudah jika dalam sebuah hubungan terdapat
satu visi yang sama, masalah sebesar apa pun akan ‘terasa’ mudah dan ringan
atas izin-Nya, in sya Allah. Mari, satukan visi hanya untuk Allah semata.
0 komentar:
Posting Komentar