Minggu, 05 April 2015

Carilah Pasangan Yang Satu Visi

Standard



Bismillah...
Beberapa minggu yang lalu, saya menghadiri kajian Ustadz Felix di Surabaya. Kajian tentang Pernikahan yang diberi tema ATM (Amati Ta’aruf Menikah). Singkat cerita, dalam kajian yang berdurasi sekitar 2,5 jam itu, ada satu materi yang masih saya ingat betul, yaitu tentang bagaimana agar sebuah hubungan pernikahan bisa langgeng.
Akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa perceraian (naudzubillah...) di kalangan selebriti. Kenapa hal itu bisa terjadi ? Padahal, secara fisik mereka sama-sama ‘istimewa’. Pun demikian dari segi materi, mereka sama-sama kaya. Tapi kenapa hubungan mereka sulit untuk dipertahankan ? Salah satu jawaban yang paling masuk akal adalah ketidak samaan visi mereka.
Bicara tentang pernikahan, berarti bicara tentang membangun sebuah hubungan jangka panjang. Jadi, tentu saja dalam sebuah hubungan jangka panjang tersebut, ada sebuah Visi / Goal yang ingin dicapai bersama. Nah, jika dalam sebuah hubungan ada 2 visi yang berbeda, akankah bisa mewujudkannya bersama ? Bisa, namun sepertinya sulit. Ibarat dalam satu mobil, ada dua orang dengan tujuan yang berbeda, pasti salah satunya akan terkalahkan, karena harus mengikuti salah satu tujuan saja.
Maka dari itu, agar sebuah hubungan bisa langgeng, sekali lagi, harus ada satu visi yang sama, yang mendasari terbentuknya hubungan tersebut. Dan sebaik-baik Visi atau tujuan yang paling baik, adalah Allah.
Ketika 2 insan menikah dengan tujuan yang sama, untuk Allah, maka in sya Allah mereka sudah membuat pondasi yang kuat atas hubungan mereka. Karena ‘arah’ pernikahan mereka sudah jelas, visi mereka sudah satu tujuan, untuk Allah. Jadi, ketika nantinya mereka menemui masalah dalam membangun rumah tangganya, mereka akan dengan cepat menemukan solusinya, kenapa ? Karena mereka satu pemahaman, satu tujuan.
Contoh, ketika seorang Istri sedang ‘marah’ dengan suaminya, karena sebuah kesalahan kecil, marahnya tidak akan lama. Kenapa ? Karena jika Allah tujuannya, mau tidak mau, suka tidak suka, Istri akan memaafkan suaminya, bukan karena suaminya, tapi karena Allah-lah yang memerintahkannya. Pun sebaliknya, ketika suami marah terhadap kesalah kecil Istrinya, marahnya pun juga tidak akan lama, kenapa ? Sekali lagi, ketika Allah tujuannya, mau tidak mau, suka tidak suka, suaminya akan segera memaafkan Istrinya, dan selalu menyayangi Istrinya. Bukan karena Istrinya, tapi karena Allah-lah yang memerintahkannya untuk berlaku demikian.
Jadi, jelaslah sudah jika dalam sebuah hubungan terdapat satu visi yang sama, masalah sebesar apa pun akan ‘terasa’ mudah dan ringan atas izin-Nya, in sya Allah. Mari, satukan visi hanya untuk Allah semata.

0 komentar:

Posting Komentar